Friday, January 22, 2016

2.27 AM. Got insomnia. Not a good indication.

Now playing : My immortal - Evanescence. 

Ada semacam satu bentuk ketidak-ikhlas an malam ini.

Untuk semua memori. Untuk semua ide.

Untuk satu impian yang rapuh.

Yang aku takut memang tidak pernah ditakdirkan untuk berujung baik.

Walaupun iya, sedikit - hanya sedikit - aku masih berharap Tuhan mendengarnya dan mengubahnya jadi kenyataan.

Ini sebabnya aku menutup hati.
Penyebab aku bungkam, tidak pernah mau jujur terhadap perasaanku sendiri.

Karena ketika aku jatuh, aku akan jatuh dalam.

Dan ya, rasanya sakit.


Aku bisa bangun dan menjadi sosok tegar dan kuat pada siang hari. Menjalani semuanya dengan penuh semangat dan antusiasme, hari demi hari.

Apa kamu tahu rasanya?

Menahan perasaan yang, sungguh. Susah untuk ditahan.

Dan aku bangga pada diriku sendiri karena berhasil melakukannya.

Ya, aku akan jujur satu.

Salah satu kebanggaanku : menahan perasaanku padamu. Dalam-dalam. Kuat-kuat. Memamerkannya hanya pada Tuhan.

Tapi kenapa..

Ah.

Kerap kali aku gagal tiap malam hari seperti ini.
Terbangun tengah malam, mengamati berbagai gambar itu, lalu mengingatmu lagi.

Begitu banyak seandainya terlontar untukmu dan kenanganmu.
Seandainya yang entah kenapa aku belum ingin kamu tahu.

Masa depan itu penuh misteri, dan mungkinkah dalam satu dari beribu kemungkinan,

impian rapuhku bisa jadi kenyataan?

No comments:

Post a Comment