Wednesday, October 19, 2016

I miss you so bad.

I miss you so bad.

Even though I know that we could always talk to each other through other forms.

Even though I know that we could always communicate soul to soul.

I miss you so bad.

Even though I know that my whispers could always been heard by you.

Even though I know that there will be that special place for me in your heart.

I miss you so bad.

It's excruciatingly painful sometimes.

I miss you so bad.

Monday, March 7, 2016

Could We?

Now playing : Beth Crowley ~ Warrior

Can I retract all of it back?
I still wanna believe in us.
I still wants to fight.
This fight is exhausting, yet addicting.

Could I conclude it all?
What if after all this time,
You just wants to test me,
Seeing if I'm strong enough for you.

And all of that promises I made you,
The promises that might makes you hold back.
Can I do it all over again?

Just you wait,
I will try my best, my hard.
And I know that talk is cheap,
So could you wait a little longer?
I'm gonna do everything I can.
Everything.

Hanging on there, honey.
Please be patient.

And I'll never force you to always looking at me,
But everytime you're falling in love with them,
Could you just remember,
That this one little girl here,
Is doing everything she can just for you.

Hold on to your faith,
Please know when to stop.
I know this is quite a mess now,
But we both shared blame in this situation.

I'll take my part of responsibility,
Now could you keep yours? :)

Sunday, March 6, 2016

22 tahun.


Haruskah lebih dewasa? Haruskah lebih mengerti.
Bukan hanya tentang diri sendiri,
Bukankah seharusnya peduli.

Segala kesalahan dan khilaf yang kulakukan,
Bolehkah aku bersimpuh, memohon ampun?

Aku tidak akan lari, tidak akan pernah.
Akan kuhadapi, akan kuperbaiki.

Meskipun terkadang aku juga berpikir,
Apakah kata 'tidak ada manusia sempurna',
Merupakan penyamaran dari pembelaan diri?

Apakah berjuang lagi, menelan pahitnya cobaan,
Dan maju dengan kepala terangkat tinggi,
dapat membuatku bangkit, sekali lagi?

Aku manusia biasa.
Lemah, terkadang naif.
Naluriku terhadap dunia dapat berbalik tajam,
Naik ke cakrawala, lalu turun menukik.

Meskipun ya, akan kujaga.
Tidak akan kubiarkan diriku sendiri terkapar tidak bergerak,
Bersembunyi.

Akan kuobati sayapku sendiri,
Mengepak kembali, perlahan dan pasti.

Suatu saat, aku percaya dengan beribu rencana terbaik-Nya,
Aku akan dapat tersenyum lagi.

06/03/2016

Happy birthday to me! x)

Saturday, March 5, 2016

Goodbye, I guess :)

What kind of games are you playing now?
Whatever it is, honey this isn't helping.
Or maybe, just like usual,
You're already one step ahead?

Or I'm the one who's delusional?
Cause I'm pretty sure we've got something.

Is that night the form of your selfishness?
Or you just wanna show me that you don't care.
If that's the case, you should go all the way
And don't torture me, please no more torturing.

I'll accept it if that's what you wanted.
I'm changing my directions,
Never towards you, not again.

I know it's gonna be hard,
But hey.
You're the one who said that
The bigger our problem is,
The greater we are if we could get over it.

And this is a big matter for me.

I'll find another superman.
That I could look over,
And appreciate me as he should.

And one thing you should probably know,
I'll never get mad at you.
I can read you, and I get why you're doing what you did.

Just hear my last message.

Please try to change and improve that kind of attitude.
It will be an unbearable pain for your future wife,
And it won't be fair for any human being,
To be treated like that.

Hope you're living well.
Good luck finding a suitable partner for you.
I wish you happy and blessed, always.

And yes, you'll be here in my heart.
Neatly locked in the bittersweet memories box of mine :)

Monday, February 29, 2016

Jatuh. Rapuh.

Di saat-saat seperti ini,
Dekat kepada Allah-lah yang harus dilakukan.
Membuatku tersadar,
Memang menyakitkan berharap pada manusia.

Di saat-saat seperti ini,
Aku semakin mengerti.
Aku hanya manusia biasa, lemah termakan dunia.
Sekuat dan seteguh apapun diriku dan hatiku,
Saat ada kesombongan setitik kecil-pun,
Allah murka dan Dia lepas rahmat-Nya.

Dan aku hilang.
Tersaduk maruk terlena oleh dunia,
dan ya.
Menjadi salah satu bintang jatuh yang tercecer merana.
Mati berkelip di tengah jalan.

Tapi..
Bukankah manusia ladang dosa dan khilaf?
Bukankah manusia memang diciptakan untuk terus berproses dan belajar?
Apakah masih ada kesempatan untukku bangkit?
Memperbaiki segala kesalahan dan melakukan yang terbaik,
Demi masa depanku sendiri.

Boleh kan?

Harus kukatakan, aku hancur sekarang.
Tapi aku tidak akan hancur beratus kali, kan?
Akan ada masa dimana semua ini bukti nyata,
bahwa aku semakin tumbuh dewasa.

Semakin kuat dan mengerti.
Layak, namun tetap rendah hati.

Karena, ya.

Aku akan berjanji pada diriku sendiri.
Untuk terus berproses, belajar dan berkomitmen.

Meniatkan semua untuk ibadah,
Dengan pelan, namun pasti.


29/02/2016

Sunday, February 7, 2016

Yet another one of my poem.

Maybe it was the idea of you, that appeals to me.
Not what you really are.
Maybe it's because everyone else was having it.
And I guess I want to have something like that too.

And I was clumsy, cause I thought it will end soon.
I was naive, for thinking that this is just another one,
that I will get over in a short amount of time.

Then I was wrong.

My feeling towards you grows apart.
Faster than the bloom, deeper than the spring.
Before I know it, You are everything I could ever think of.

ANd I was terrified.

Locking this feeling deep, deep down to my core.
Trying to fell in love all alone,
while holding on to the idea of independent.

Love.
This is a classic and mysterious thing.
It is.

I couldn't think logically when it comes to you.
Thousands, even millions reasons are standing there to tell me,
that I have to let you go.

But why,
a single reason of saying yes,
Is making me eager to stay?




02-02-2016
23.03 PM

can't sleep. missing this one.

Wednesday, January 27, 2016

Kalau.

Kalau memang semua itu nyata.
Kalau memang khayalanku bukan buaian semata.
Seharusnya bisa dicegah.
Seharusnya bisa.

Karena ini tulus, mengalir untukmu.
Tidak perlu menunduk begitu,
Aku akan selalu melihatmu penuh harap.
Menganggapmu yang terhebat.

Cara kita berbeda, mungkin dengan jalan yang sama.
Tapi tahukah kau, aku selalu menganggap itu
Yang membuatmu istimewa?

Kau yang pertama.
Bukan mudah dirubah, tidak mudah dihapus.
Tidak akan pernah.

Kalau memang sakitku malam ini
Tidak cukup untuk menahanmu membisu,
Aku akan terima itu.
Mungkin aku yang tidak cukup bersinar untuk menahanmu.

Tapi kalau alasanmu bukan itu,
Aku takut, sayang.


Aku takut kita kehilangan sesuatu yang indah.
Aku takut kita kehilangan takdir kita.
Aku takut kita kehilangan masa depan,
Yang seharusnya bisa membuat kita berdua bahagia.



0.48 AM, ditulis dan mengalir saat memikirkan dia. Naturally.

Sunday, January 24, 2016

Lakukan.


Lakukan saja. Sekarang.
Tanpa perlu menunda-nunda.

Lakukan saja. Hari ini.
Jangan takut untuk memulai.

Kicau burung itu, jadikan pertanda.
Tuhan mendorongmu, dalam kilas dan makna.

Susun rencana.
Rencanakan jadwal.
Jadwalkan strategi.
Dan strategikan aksi.

Cahaya itu berdiri disana, 
Menanti dengan penuh harap.

Kapan kau mulai perjalananmu?

Ia mulai cemas kau meragu,
Berbalik arah ke negeri penuh pengulangan.
Ia menggigit bibit khawatir,
Memberimu semangat dalam hati,
Penuh diam.

Lakukan saja sekarang. 
Buat dia tersenyum.

Jangan pernah lupakan.
Niat yang benar, 
akan membawa dia, dan seluruh dunia.
Berlari mendoakanmu. 


Friday, January 22, 2016

2.27 AM. Got insomnia. Not a good indication.

Now playing : My immortal - Evanescence. 

Ada semacam satu bentuk ketidak-ikhlas an malam ini.

Untuk semua memori. Untuk semua ide.

Untuk satu impian yang rapuh.

Yang aku takut memang tidak pernah ditakdirkan untuk berujung baik.

Walaupun iya, sedikit - hanya sedikit - aku masih berharap Tuhan mendengarnya dan mengubahnya jadi kenyataan.

Ini sebabnya aku menutup hati.
Penyebab aku bungkam, tidak pernah mau jujur terhadap perasaanku sendiri.

Karena ketika aku jatuh, aku akan jatuh dalam.

Dan ya, rasanya sakit.


Aku bisa bangun dan menjadi sosok tegar dan kuat pada siang hari. Menjalani semuanya dengan penuh semangat dan antusiasme, hari demi hari.

Apa kamu tahu rasanya?

Menahan perasaan yang, sungguh. Susah untuk ditahan.

Dan aku bangga pada diriku sendiri karena berhasil melakukannya.

Ya, aku akan jujur satu.

Salah satu kebanggaanku : menahan perasaanku padamu. Dalam-dalam. Kuat-kuat. Memamerkannya hanya pada Tuhan.

Tapi kenapa..

Ah.

Kerap kali aku gagal tiap malam hari seperti ini.
Terbangun tengah malam, mengamati berbagai gambar itu, lalu mengingatmu lagi.

Begitu banyak seandainya terlontar untukmu dan kenanganmu.
Seandainya yang entah kenapa aku belum ingin kamu tahu.

Masa depan itu penuh misteri, dan mungkinkah dalam satu dari beribu kemungkinan,

impian rapuhku bisa jadi kenyataan?

Aku Tahu.

Maumu apa?
Kau panggil mesra, lalu kau buang jauh.
Kau bisik bermanja, dan lalu bungkam.
Kau tersenyum menggoda, lalu jatuh cinta padanya.

Maumu apa?
Mendekat rapat sebelum berbaik arah.
Bercanda manis, tapi lalu lupa.
Kau tatap penuh cinta,
Sebelum berpaling sepenuhnya.

Sayang, aku wanita kuat.
Dan aku berpikir.
Sayang sekali,
Cintamu yang membodohiku,
Belum bisa kulawan.

Tapi ya, aku tahu.
Aku mengerti saatnya bertahan.
Aku tahu kapan harus menyambut.
Aku ingat kapan harus menjaga,
Dan aku paham kapan harus menjauh.

Kekuranganku, kupercaya bisa kurubah dalam sekejap.
Tapi aku juga butuh tahu.
Seberapa jauh kau mau menerimaku.

Sayang.
Seandainya kau tahu.
Satu langkah lagi.
Lakukan semuanya selangkah lagi,
dan aku akan putuskan.

Akan kubalik arahku berjalan,
Tak pernah ke arahmu.
Tidak akan lagi.

Dan saat kau menyesal nanti,
Panggil namaku sepuasmu.
Mohon padaku untuk jatuh ke pangkuanmu.
Lakukan itu dengan sia-sia.

Maafkan aku.


Aku, tidak akan kembali.

Thursday, January 21, 2016

Pertanyaan Retorika

Berpeluh juang mencari sempurna.Ini toh usaha, mungkin tidak ada salahnya.
Terserah orang berpendapat apa.
Setiap benak punya beda, 
Setiap kepala berpikir yang tak sama.
Lalu apa hak merasa sempurna?

Aku sederhana.
Yang kuanggap benar kulakukan.
Yang kuanggap salah kutinggalkan.
Lalu sisanya apa?
Ah. 
Lagi-lagi kembali ke retorika.
Tentang pertanyaan,
Dan jawaban yang tak jelas ujung pangkalnya.

Januari 2016.
Ditulis saat galau akan kehidupan yang jelimet dan menantang. 

Dalam Diam

Dalam diam kuteliti, cermat.
Rasanya tidak bisa kusimpulkan,
Terlalu takut mengulang kesalahan.

Secepat itu mengambil keputusan,
Ternyata bukan yang dimau Tuhan.
Ya, Dia berikan berbagai hukuman,
dan aku cukup mengerti, untuk takut mengulangi.

Kamu istimewa, meskipun bukan buatku.
Kamu berharga, meskipun bukan jodohku.
Atau iya?
Ah, sekarang aku hanya akan diam.
Berdoa untukmu diberi kesehatan.
Iya, kau, sang imam idaman.

:)

Tentang Dia.

Tentang dia yang jatuh cinta.
Terlalu dalam tak dapat ditahan.
Dia utarakan semua tanpa batasan,
Dan ya. Tanpa mendapat balasan.

Tentang dia yang terlalu sayang.
Doa, perhatian, semua dia berikan.
Mungkin dia juga bersalah, mencintai tanpa sadar vertikal.
Manusia akan selalu mengecewakan.

Ini bukan tentang cinta, meskipun tentang cinta.
Dan ya, itulah yang membuatku kagum padanya.

Rahasia.

Kamu mengintip, aku bergeming.
Riuh rendah suaramu merayu.
Memanggil untuk sekedar ingat.

Kumaafkan diriku untuk semua itu.
Dan kamu seharusnya juga begitu.
Duduklah yang manis disana, di relung hatiku.
Karena aku tidak mau lagi melihat ke arahmu.

Maaf, bukan aku menjadi sombong. 
Aku hanya mencoba kuat.
Kamu potongan kecil dari yang terserak.
Yang kuharap dapat kubagi ceritanya dengan sang jodoh kelak.
Dan ya, kami akan tertawa bercanda.
Saling berbagi rahasia, 
Sambil tak lupa bahagia.

Pangkalpinang, Januari 2016.
Ditulis sambil iseng saat bosan belajar.